google-site-verification=BvzEUohi6JAgjq-LqF6nFZWgJi9esLValu8NvKSx9BE

Materi Pembelajaran Daring dan Tutorial

Selamat Datang...., di Blog Muchamad Eki S.A. - Materi Pembelajaran Daring dan Tutorial....

Bagaimana Membangun Tim Kepemimpinan yang Kuat di Sekolah

Bagaimana Membangun Tim Kepemimpinan yang Kuat di Sekolah

How to Build a Strong Leadership Team at School        



              


Teams need trust, transparency, and an investment in leadership development in order to thrive.           

By Derrick Love

………………………

          

Tim membutuhkan kepercayaan, transparansi, dan investasi dalam pengembangan kepemimpinan agar dapat berkembang. (Derrick Love)   

                  

                 

………………………

        

Membangun tim kepemimpinan yang kuat sangat penting untuk keberhasilan sekolah mana pun. Tim kepemimpinan yang baik tidak hanya mengarahkan sekolah menuju tujuan akademisnya tetapi juga memupuk kerja sama tim dan meningkatkan budaya kepercayaan dan transparansi di antara semua orang di lingkungan belajar, dengan mempelajari kekuatan kolaborasi dan pentingnya membina tim yang suportif.

Berikut tiga Langkah untuk membangun tim yang dimaksud di sekolah.

               

                 

1. CULTIVATE A CULTURE OF TRUST AND TRANSPARENCY

(BUDAYAKAN BUDAYA KEPERCAYAAN DAN TRANSPARANSI)

Kepercayaan dan transparansi menjadi fondasi keberhasilan tim mana pun, termasuk di sekolah. Komunikasi terbuka dan rasa aman di antara staf dan siswa, sehingga meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Peran serta dan kolaborasi para guru dalam berinovasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

           

Ketika menumbuhkan saling percaya, warga sekolah berkolaborasi secara efektif, berbagi ide secara bebas, dan saling mendukung melalui tantangan. Untuk menumbuhkan kualitas ini dalam tim, dengan diadakan pertemuan teratur dengan komunikasi terbuka, misalnya melalui briefing/berbincang di pagi hari yang singkat, fokus (tidak lebih dari 30 menit), dan mendorong komunikasi yang transparan. Warga sekolah menyampaikan pendapat, berbagi pembaruan, dan mendiskusikan kekhawatiran, dan mencontohkan transparansi dengan berbagi keberhasilan termasuk kegagalan, sehingga kita semua belajar dari pengalaman.

Proses pengambilan keputusan dan komunikasi dengan bersikap terbuka tentang niat dan alasannya dapat membantu tim memahami “alasan” tersebut dan memperoleh umpan balik yang berharga, setelah umpan balik dikumpulkan, inilah saatnya umpan balik yang teratur membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki/ditingkatkan dan menumbuhkan budaya pengembangan berkelanjutan.

                 

                    

                 

2. FOSTER DIVERSE AND INCLUSIVE LEADERSHIP

(MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN YANG BERAGAM DAN INKLUSIF)

Keberagaman dan inklusi merupakan komponen penting dari tim kepemimpinan yang kuat, pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja, Tim yang beragam membawa beragam perspektif dan ide, yang mengarah pada solusi yang lebih inovatif dan pengambilan keputusan yang lebih baik, sehingga bermanfaat bagi seluruh warga sekolah.

Mendorong staf dari berbagai latar belakang untuk berpartisipasi dalam diskusi dan proses pengambilan keputusan. Pastikan semua pendapat didengar dan dihargai. Menggabungkan sudut pandang yang berbeda ini akan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan efektif yang memberikan manfaat bagi seluruh warga sekolah dan komunitas.

Prioritaskan pelatihan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi bagi warga sekolah melalui sudut pandang mengenai menjadi pemimpin yang adil dan mendorong inklusivitas, memastikan bahwa semua siswa memiliki sumber daya dan peluang untuk sukses. 

                     

                

                  

3. INVEST IN LEADERSHIP DEVELOPMENT

(BERINVESTASI DALAM PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN)

Salah satu cara berinvestasi dalam jaringan pengembangan kepemimpinan sekolah adalah melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan, yang menggabungkan kegiatan membangun tim, acara menyenangkan, dan kesempatan belajar, meningkatkan keterampilan mereka, mengikuti tren pendidikan, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. 

Program kesempatan belajar berkelanjutan dengan menawarkan berbagai kegiatan pengembangan profesional (PD), seperti diklat, sertifikasi kompetensi, lokakarya, seminar, dan kesempatan menghadiri konferensi. Mendukung PD menunjukkan komitmen terhadap pertumbuhan guru dan mendorong mereka untuk membawa ide-ide baru dan praktik terbaik ke sekolah.

Pengembangkan program pelatihan internal yang berfokus pada keterampilan seperti pemikiran strategis, resolusi konflik, dan kecerdasan emosional. Program ini dirancang untuk mengatasi tantangan unik sekolah, pendelegasian pemimpin untuk berinovasi dan berbagi berperan dengan mereka. Hal ini akan mendukung pertumbuhan pribadi mereka dan mendorong sekolah menuju peluang baru dan perbaikan dalam praktik pendidikan. Menciptakan “pusat inovasi” di sekolah di mana staf dapat berperan dengan metode pengajaran atau proses administrasi yang baik akan menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan dan mendorong semua orang untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan dan kesuksesan sekolah.

            

           

               

               

………….

Sumber :       

Derrick Love      

https://www.edutopia.org/article/how-build-strong-school-leadership-team        

………….   

https://smkn11garut.sch.id      

https://web-muchamadekisa.blogspot.com       

https://www.youtube.com/@muchamadekisa     

https://psmk.jabarprov.go.id/informasi/1678    

         

Share:

Memulai Sebagai Pemimpin Sekolah Baru ( Getting Started as a New School Leader)

MEMULAI SEBAGAI PEMIMPIN SEKOLAH BARU   

Getting Started as a New School Leader




Becoming a principal can feel overwhelming, but these four strategies—distilled from the copious advice the author received—can help you settle into the role. By Zak Cohen           

     

Menjadi seorang kepala sekolah mungkin terasa berat, namun keempat strategi ini—yang diambil dari banyak nasihat yang penulis terima—dapat membantu Anda menyesuaikan diri dengan peran tersebut. 

Belajar dari pak Zak Cohen (penulis Edutopia)

…………………..     

      

Pertama, disarankan untuk menegaskan otoritas saya; selanjutnya, mencari konsensus betapapun kecilnya permasalahan yang ada. Dalam satu percakapan, saya disarankan untuk tidak “mengutamakan hal-hal kecil”, dan di percakapan berikutnya, saya diperintahkan untuk memusingkan hal-hal kecil. Saya didorong untuk menjaga suasana formal, namun juga mudah didekati. 

       

YOU CAN’T LEAD FROM YOUR OFFICE 

(ANDA TIDAK BISA MEMIMPIN DARI KANTOR ANDA) 

“Email akan selalu menunggu Anda, dan tidak ada seorang pun yang pernah melakukan perubahan jangka panjang melalui email.” 

Nasihat ini disampaikan oleh seorang mantan direktur divisi. Dengan mengingat ungkapan tersebut, nasihat tersebut membuat kita perlu menyisakan waktu kita cukup waktu lama selama hari kerja yang khusus dialokasikan untuk memeriksa dan membalas email. Jika email tersebut berada cukup banyak tentu akan menyita seluruh hari saya. 

Cobalah juga untuk menyempatkan waktu berinteraksi dengan rekan kerja di sekolah secara langsung, milsanya memonitoring aula, duduk bersama di ruang kelas, dan berinteraksi langsung dengan siswa dan guru. Dan email akan tetap ada di sana. 

Kepemimpinan di sekolah terjadi secara langsung, bukan melalui layar komputer.

        

WHAT’S IN THE CULTURE DOESN’T HAVE TO BE IN THE SCHOOLS 

(APA YANG ADA DALAM BUDAYA TIDAK HARUS DI SEKOLAH)

Ada pepatah yang mengatakan, “Apa yang ada dalam budaya ada di sekolah.” Namun, seorang mantan rekan kerja pernah mengatakan kepada saya, “Tidak harus begitu.” 

            

Sekolah harus menjadi tempat perlindungan—tempat yang aman dan mendukung yang ingin menjadi lebih dari sekadar cerminan keinginan masyarakat luar. Tugas kita sebagai pemimpin pendidikan bukanlah menerima secara pasif pengaruh eksternal, melainkan melindungi siswa dari pengaruh tersebut, bila diperlukan, untuk menciptakan kondisi agar mereka merasa aman dan berkembang secara akademis dan sosial. 

            

TAKE YOUR WORK SERIOUSLY, BUT DON’T TAKE YOURSELF TOO SERIOUSLY 

(LAKUKAN PEKERJAANMU DENGAN SERIUS, TETAPI JANGAN TERLALU SERIUS)

Salah satu mantan guru saya berbagi kalimat ini dengan saya: Entah itu bernyanyi karaoke, berdandan untuk hari-hari semangat, atau berpartisipasi dalam permainan, menganggap diri Anda terlalu serius dapat melemahkan otoritas Anda terhadap siswa. 

Berbicara tentang sekolah, dan sekolah seharusnya menyenangkan. Seperti yang dikatakan dengan tepat oleh Dr. Seuss, “Kegembiraan itu baik.” Kita bisa menjadi orang yang serius dan terpelajar, sekaligus mudah didekati dan bersahabat; 

                

…………..

Semoga kita, seperti saya, mendapat banyak nasihat dari orang-orang di sekitar kita. Namun tidak semua nasihat cocok untuk diri kita. Dari semua yang telah dibagikan, pelajaran kepemimpinan terbaik yang dapat disampaikan adalah menjadi saringan—gunakan apa yang bermanfaat dan buang apa yang tidak berguna. Kita harus memiliki kepercayaan diri untuk mengetahui kapan Kita berada di jalan yang benar dan kerendahan hati yang cukup untuk mengetahui kapan harus mencari bantuan, nasihat, dan bimbingan dari orang lain. 

            

                

          

…………

Sumber : 

Zak Cohen

https://www.edutopia.org/article/advice-for-first-year-principal   

………….   

https://smkn11garut.sch.id    

https://web-muchamadekisa.blogspot.com    

https://www.youtube.com/@muchamadekisa      

https://psmk.jabarprov.go.id/informasi/1655   

    

      

Share:

Profil SMKN 11 Garut (2023)

AJAP - - - - IID - KIJB 2023

<<= Kualitas Inovasi AJAP =>>
<<= Aplikasi Jadwal Pelajaran =>>

Masker Kain Anti Virus - IID 2022

<<= Masker Kain Anti Virus =>>

Aplikasi Bel Sekolah - IID 2022 | KIJB 2022

<<= Aplikasi Bel Sekolah =>>

Aplikasi Bel Sekolah - IID 2022 | KIJB 2022

<<= Aplikasi Bel Sekolah =>>

Membuat Iklan Layanan Masyarakat


<<= Membuat Iklan Layanan Masyarakat =>>

Postingan Populer

Powered by Blogger.
Selamat Datang...., di Blog Muchamad Eki S.A. .......

Label

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Recent Posts